Puluhan barang elektronik milik warga yang tersebar di tiga dusun di Desa Alasmalang, Kecamatan Panarukan, Situbondo Jawa Timur rusak. Ketiga dusun tersebut yakni Dusun Krajan dan Karang Rejo dan Pancor. Kerusakan barang-barang elektronik tersebut diduga diakibatkan adanya voltage aliran listrik yang terlalu tinggi.
Voltage aliran listrik yang terlalu tinggi ini menyebabkan puluhan barang elektronik milik warga terbakar dan mati. Saat diwawancarai, Kepala Desa Alasmalang, Achmad A membenarkan banyaknya elekronik warganya yang rusak dan mati. Bahkan, beberapa barang elektronik miliknya juga menjadi korban akibat tingginya voltage listrik.
“TV, Kulkas dan kompter saya juga rusak, sedangkan mesin pendorong juga mati dan tidak bisa digunakan,” terang Achmad saat ditemui di kantornya, Senin (03/08/2015).
Sedikitnya ada 40 kepala keluarga yang menderita kerugian akibat peristiwa yang terjadi Sabtu (25/07/2015) lalu tersebut. Aliranarus bertegangan tinggi diduga menjadi penyebab utama puluhan benda elektronik yang rusak sehingga kerugian mencapai puluhan jutaan rupiah.
“Tadi ada warga yang melaporkan, jadi totalnya ada 40 KK,” katanya. Dengan adanya banyak keluhan warga yang menderita kerugian ini, pihaknya selanjutnya menyampaikan laporan warga dengan melayangkan surat pengaduan kepada pihak PLN Situbondo.
Namun, pihak PLN baru menindaklanjuti dalam waktu satu pecan. “Setelah satu minggu dan saya desak, baru pihak PLN ada tidak lanjut,” tukasnya. Hal ini membuat warga memanas hingga berencana melakukan aksi unjuk rasa ke kantor PLN Situbondo jika tidak ada tanggapan pihak PLN.
“Untung saya bisa meredam warga, sehingga warga tidak jadi berdemo. Tadi sudah ada kesepakatan, elektronik yang rusak akan diperbaiki. Jika diperbaiki sendiri, warga bisa menunjukkan bukti kwitansinya,” kata Achmad.
Menanggapi kerusakan puluhan eketronik puluhan warga Desa Alasmalang, supervisor tehnik PLN Situbondo, Ikwan mengatakan pihak telah menerima pengaduan dari masyarakat Alasmalang. Namun, untuk memastikan itu, pihak PLN masih melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebabnya. “Semua keluhan sudah kita tampung, sedangkan selanjutnya menunggu petunjuk manajemen,” kata Ikwan.